Masyarakat Sukamara termasuk masyarakat yang sangat
menghargai seni budaya, ini dibuktikan dengan terdapatnya keragaman budaya yang
dimiliki. Hal ini dikarenakan juga masyarakatnya yang multi etnis, sehingga
dapat memperkaya kasanah budaya setempat. Adapun seni budaya yang masih
dilestarikan seperti :
·
Adat
Mandi 7 Bulan Bagi Wanita Hamil
·
Seni
Kasidah/Rabana A’syura,
·
Do’a
Kasah/Tolak bala,
·
Pawai
Lampion (Tanglung),
·
Babolin,
·
Pencak
Silat,
·
Bola
api,
·
Barayah,
·
Belogoan,
·
Bagondang,
dan
·
Betawakan.
Gambar dan penjelasannya :
|
BETAWAKAN
Pada
sore Idul Adha di sungai Jelai Sukamara diadakan kegiatan yang disebut dengan
“Betawakan”, dimana beberapa klotok yang berisi anak-anak remaja hilir mudik
dan para remaja tersebut saling melemparkan plastik berisi air berwarna.
Peserta yang kena lemparan tidak boleh marah karena ini adalah tradisi yang
selalu dilakukan setiap Lebaran. Acara ini juga ditonton oleh masyarakat di
pinggiran sungai Jelai yang terkadang juga ikut melempari peserta betawakan
dengan plastik berisi air kesumba (air berwarna).
|
|
BAGONDANG
Tarian penyambutan tamu Khas Dyak Tomun
|
|
BARAYAH
Melantunkan lagu-lagu sakral khas Dayak
|
|
BOLA
API
Permainan
ini hampir sama dengan permainan sepak bola. Namun, yang membedakan dengan permainan
sepak bola yaitu pada bola yang digunakan untuk bermain merupakan bola yang
berapi. Bolanya dapat terbuat dari bongkahan sabuk kelapa tua yang telah kering dengan terlebih dahulu airnya
dibuang lalu bongkahan tersebut direndam menggunakan minyak tanah.
Tujuannya supaya minyak meresap kedalam serat-serat bola kelapa tersebut.
Supaya lebih seru lagi permainan ini dimainkan pada malam hari. Ini memiliki
keindahan tersendiri, karena penerangan hanya menggunakan lampu seadanya dan
cahaya kebanyakan bersumber dari bola api yang dimainkan.
|
|
BABOLIN
Babolin merupakan aliran kepercayaan yakni kepercayaan
meyakini bahwa hidup merupakan anugerah tuhan sehingga wajib menyadari
peranannya di dunia ini. Begitu juga pengendalian diri dalam menjalani
kehidupannya harus diutamakan dengan menganut pada ketentuan dan norma para
leluhur. Untuk kegiatan ritualnya, penganut aliran kepercayaan babolin
melakukannya dengan menghadap kearah timur sambil memohon petunjuk dalam
upaya menghindari bencana guna mencapai kebahagiaan hidup.
|
|
MANDI
7 BULAN BAGI WANITA HAMIL
Siraman 7 bulanan atau yang lebih
sering disebut mandi-mandi,merupakan kebudayaan yang sampai sekarang masih
terus dilakukan oleh keluarga kami.Biasanya mandi-mandi ini sering
dilaksanakan ketika seorang ibu hamil 7 bulan,dimana keluarga kami percaya
bahwa mandi-mandi ini dapat melindungi ibu dan calon bayi yang akan lahir
tersebut dan bebas dari gangguan hal-hal yang tidak di inginkan.Biasa nya
mandi-mandi ini dibuat seperti acara sykuran dan sanak saudara dan kerabat
diundang untuk hadir.
|
|
PAWAI TANGLUNG
Satu
hari menjelang Idul Adha, malam harinya masyarakat disini mengadakan takbiran
keliling atau biasa disebut dengan pawai tanglung. Pesertanya dari anak
sekolah, remaja mesjid dan masyarakat umum.
|
|
DO’A KASAH (tolak
bala)
Do’a Kasah biasanya dilakukan secara berkumpul dan
bersama-sama. Dengan harapan kepada Tuhan agar terjauhkan dari hal-hal buruk
untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain.
|
|
BELOGOAN
Belogo merupakan permainan tradisional suku dayak yang
terbuat dari kepingan tempurung kelapa dengan berbentuk segi tiga, permainan
ini mengandalkan akurasi dalam membidik sasaran menggunakan lontaran Lugu
yang satu ke Lugu lainnya.
|
|
TARIAN HADRAH
Tarian Hadrah yaitu kesenian tradisional daerah yang
bersifat keagamaan berupa tari-tarian yang diiringi oleh pembacaan Shalawat
dan Rebana, biasanya dimainkan pada saat perkawinan dan peringatan keagamaan.
|